MENDIDIK ANAK
ALA RASULULLAH
(PROPHETIC PARENTING)
Keluarga adalah lingkungan pertama dan paling
utama dalam pembentukan kepribadian seorang anak.
Pendidikan ala Rasulullah SAW merupakan metode terbaik untuk mempersiapkan dan
membentuk aspek moral, spiritual, dan etos sosial anak. Nabi Muhammad
menghadirkan pendidikan suasana ramah, hangat, keteladanan, kelembutan dan cinta
kasih.
Beberapa tahapan
dalam mendidik anak ala Rasulullah
1.
Mendidik
anak usia 0 hingga 6 tahun. Anak usia
ini merupakan usia emas atau golden age.
2. Mendidik anak usia 7 hingga 14 tahun. Di fase ini, anak mulai diperkenalkan dengan tanggung jawab dan kedisiplinan.
3. Mendidik anak usia 15 hingga 21 tahun adalah memperlakukan anak seperti sahabat.
Langkah lainnya
Nabi Muhammad mendidik anak
1.
Mengenalkan
Allah sejak dini, yaitu dari bayi hingga dewasa. Mengenalkan ketauhidan.
2.
Mengajarkan
pendidikan agama dan akhlak (moral).
3.
Mengajarkan
tanggung jawab dan amanah.
4.
Limpahkan
kasih sayang sebaik mungkin.
5. Ajarkan memilih kawan yang baik, lingkungan yang sehat, dan penuh kebahagiaan sehingga akan tercipta generasi yang kuat.
6. Berdoa dan memohon kepada Allah SWT untuk anak-anaknya yang terbaik.
10 Cara Mendidik
Anak Menurut Ajaran Rasulullah Agar Saleh
1. Rutin mendengarkan Al-Quran saat di
kandungan.
2. Mengajarkan tauhid kepada anak.
3. Mengajarkan anak salat sejak kecil.
4. Bersedekah, memberi, mengajarkan sifat empati dan
kasih sayang kepada sesama manusia.
5. Menceritakan
kisah teladan nabi, tentang kesabaran, keimanan, kebaikan dan ketaatan kepada
Allah SWT.
6. Mengajarkan anak
berpuasa.
7. Memberikan kasih sayang
dan nasihat yang baik.
8. Mendidik anak dengan
memberi contoh yang baik.
9.
Memberlakukan Reward dan Punishment.
10. Berbicara yang baik.
Penutup
QS : Al Imron : 159َ
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari
Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap
keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
